Desa Pirikan

Kerajinan Centong

            Centong adalah sebuah alat berbentuk seperti sendok namun ukuranya lebih besar, centong bisa terbuat dari kayu,logam ataupun plastik. Centong ini biasanya digunakan untuk mengambil nasi atau sejenisnya. Centong termasuk kebutuhan umum sehari-hari , barang ini juga sangat mudah didapatkan dipasaran dan harganyapun cukup terjangkau.

            Berbicara tentang centong, di Dusun Sraten ada sebuah kelompok buruh pengrajin centong,ada belasan orang, tempatnya berada dipinggir lapangan berderetan layaknya kios. Bahan baku diambil dari daerah lain yakni pucang, biasanya para buruh ini mengambil bahan yang berupa kayu setengah jadi lalu dikerjkan dirumah. Atau terkadang ada juga yang mengantar. Pekerjanya terbilang mudah, yaitu hanya mengamplas centong setengah jadi menjadi centong yang sempurnya.

            Bahan centong ini berasal dari kayu puspo, sonokeling dan mahoni. Kayu tersebut termasuk kayu yang mudah diamplas sehingga tidak terlalu menguras tenaga dalam pengerjaanya.

            Salah satu pengrajin bernama Pak Supratman, beliau mengungkapkan sudah belasan tahun menggeluti pekerjaan ini. Dalam sehari bisa menyelesaikan 15-20 kodi, setiap kodinya berisi 20  centong. Alat pengerjaan menggunakan mesin bekas sanyo yang dirakit sedemikian rupa sehingga menjadi mesin amplas.

            Produk yang dihasilkan antara lain telenan, irus, solet dan centong. Upah tiap kodi bervariasi tergantung ukuran dan jenis barangnya. Contoh, untuk centong ukuran kecil dihargai Rp. 4.500 per kodi, ukuran besar Rp. 9.000 per kodi sedangkan untuk solet diberi upah sebesar Rp. 4.000 per kodi. Dari hasil tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka sebenarnya bisa memproduksi produk-produk tersebut, selain karena bahan mudah didapatkan mereka juga sudah memiliki kemampuan dalam pembuatanya, namun karena kesulitan daam memasarkan produk jadi mereka memilih untuk tetap menjadi buruh saja.