Budidaya Ikan Air Tawar
Usaha ikan air tawar yang menguntungkan kini sedang digemari oleh para pelaku usaha. Desa Pirikan yang dianugerahi air melimpah menjadi tempat potensial untuk memulai usaha ini. Dengan semakin berkurangnya hasil tangkapan laut karena overfishing maka sebagai penggantinya adalah bududaya ikan air tawar, seperti ikan lele, bawal dan nila.
Usaha tersebut ditekuni oleh seorang warga di Dusun, beliau adalah Bapak Muhtarom. Usahanya sudah dimulai dari 20 tahun yang lalu, ada berbagai jenis ikan yang dibudidayakan, seperti nila, lele dan bawal. Bibit ikan diperoleh dari Mendut, Borobudur. Tempat pembudidayaan ikan nila dan bawal berada di kebun milik beliau sendiri sedangkan untuk lele ada dirumah.
Dalam satu kolam ikan biasanya berisi 3-4 kwintal ikan dengan masa panen 6 bulan. Tapi belum tentu hasil panen lebih besar dari modal bibitnya. Hal tersebut karena ada resiko seperti ikan mati mendadak , mengalami penyusutan bobot akibat stres dll.
Pemasaran hasil tangkapanya tidaklah sulit, karena tempatnya strategis dan mudah dijangkau terkadang tempatnya disewa untuk sebuah acara semacam fun fishing atau lomba memancing oleh orang-orang yang suka memancing dengan harga 7-10 juta dalam sehari. Selain itu ikan bawal dan nila ini hanya dijual jika ada kebutuhan mendesak saja.
Lain lagi dengan lele yang dibududayakan dirumahnya, lele tersebut diolah sendiri menjadi lele goreng yang kemudian dijual di Pasar Tegalrejo. Dalam pengolahanya Pak Muhtarom dibantu oleh anak-anaknya. Karena banyaknya permintaan pasar dalam sehari bisa menjual lele sebanyak 3 kwintal. Harga jualnya tergantung hari dan situasi barang. Sebagai contoh meskipun menjelang lebaran jika pasokan ikan banyak harganya tetap tidak naik.
Usaha ini bisa dibilang tidak terlalu memakan banyak biaya karena untuk makanan ikan sehari-hari Pak Muhtarom memanfaatkan sayur-sayur dan roti yang terbuang di pasar dan sumber mata air yang melimpah.